Badan Pengkajian dan Pengembangan Riset Nasional (BRIN) meningkatkan kerja sama penelitian dan inovasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi Ilmiah Tiongkok (THE MAJORITY OF) di bidang kesehatan, energi, dan modifikasi iklim.
Deputi Bidang Sarana Pengkajian dan Pemasyarakatan BRIN, Profesor Agus Haryono, mengungkapkan ketertarikannya terhadap kemitraan yang diperhitungkan dengan Tiongkok, khususnya dalam skema program studi bersama.
“Tiongkok adalah mitra taktis bagi Indonesia. Kami memiliki banyak program pendanaan yang sangat membantu bagi BRIN, universitas, dan lembaga-lembaga studi di Indonesia,” ujar Agus Haryono dalam sebuah pernyataan yang diterima dari kantornya, Senin (4 November).
Pada pertemuan Dewan Bersama China-Indonesia ke-7 untuk Penelitian Ilmiah, Inovasi & Kolaborasi Inovasi di Beijing, sebagian besar mengungkapkan keinginannya untuk membantu inisiatif penelitian bersama di berbagai bidang seperti sumber daya terbarukan, bahan bakar nabati, mobil listrik, dan bioteknologi.
MOST mengusulkan enam tugas kolaboratif yang akan diselesaikan dalam waktu 2 tahun, dengan dukungan keuangan dari pemerintah Federal Cina dan kontribusi dari Indonesia sesuai dengan aksesibilitas rencana pengeluaran.
Menurut Haryono, sebagian besar juga siap untuk meluncurkan kampanye studi penelitian sementara yang akan memungkinkan para peneliti Indonesia untuk bekerja sama dengan rekan-rekan mereka dari Tiongkok, dengan konsentrasi tertentu pada industri tenaga listrik dan bangunan dan konstruksi.
Yang Xuemei, Wakil Pengawas Umum Fasilitas Pertukaran Penelitian Ilmiah dan Teknologi Modern China, menyampaikan undangan kepada para peneliti muda Indonesia dalam sebuah pengumuman baru-baru ini, yang mendorong mereka untuk datang ke China selama satu tahun untuk meningkatkan inisiatif studi penelitian klinis mereka.
Selain itu, pembentukan pusat studi penelitian kolektif, yang akan menggabungkan para ahli dari Universitas Tsinghua dan Divisi Rencana Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Indonesia.
Menurut Haryono, tempat uji coba bersama ini diharapkan dapat menjadi pusat penelitian kolaboratif yang menghubungkan lembaga-lembaga terkait dari kedua negara di bidang kesehatan dan kebijakan publik.
Pihak China menekankan pentingnya China-ASEAN Innovation Transfer Facility (CATTC) dalam meningkatkan transfer teknologi modern ke Indonesia.
Sementara itu, Haryono menyatakan bahwa kelompoknya akan terus mendukung perusahaan rintisan di lingkungan sekitar dan mengiklankan pengembangan teknologi dengan menggunakan berbagai platform dan majalah klinis untuk mendorong pertumbuhan sosial dan teknologi.
Konferensi yang berlangsung pada tanggal 1 November 2024 ini diakhiri dengan penandatanganan resmi Rencana Penerapan untuk Program Studi Bersama pertama, sebagai kelanjutan dari Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani pada tahun lalu antara banyak dan BRIN.