Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama untuk mengolah sampah makanan menjadi biogas, dengan tujuan untuk mengelola sampah dengan cara yang ramah lingkungan dan menciptakan sumber daya yang dapat diperbaharui.
Seorang peneliti dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Inovasi Bersih BRIN, bernama Prasetiyadi, menyampaikan keberhasilan pengembangan aktivator biogas yang mampu mengubah limbah makanan menjadi gas metana untuk pembangkit listrik.
Dalam pernyataan BRIN di Jakarta, Jumat, ditegaskan bahwa aktivator ini merupakan wujud nyata dari komitmen dan bantuan BRIN dalam menjalankan fungsi ke arah pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dengan menggandeng berbagai entitas.
Beliau membahas bahwa reaktor tersebut beroperasi dengan sukses dan efisien dalam menghasilkan gas metana untuk berbagai keperluan seperti digunakan di area dapur bisnis pendamping.
Dia menjelaskan bagaimana aktivator memanfaatkan metanogenesis, sebuah prosedur kimiawi yang melibatkan bakteri yang mengurai makanan dan kotoran hewan untuk menghasilkan gas metana (CH4). Gas ini kemudian dapat digunakan untuk memasak dan berbagai fungsi lain di dalam perusahaan.
Aktivator pengolahan limbah makanan dibuat untuk mengatasi limbah makanan dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh fasilitas makan siang karyawan perusahaan.
Prasetiyadi mencatat bahwa teknologi ini mengiklankan pendekatan yang lebih ramah lingkungan terhadap pembuangan sampah dan berkontribusi dalam
Ia yakin bahwa kolaborasi ini dapat menjadi cetak biru untuk teknik pengelolaan sampah yang lebih baik yang efektif dan ramah lingkungan untuk layanan lain di Indonesia.